Minggu, 13 Desember 2009

Awal Peradaban di Wajo


Sebelum ada manusia tinggal di Wajo, di sana hanyalah terdapat padang yang luas dan hutan yang lebat tidak tertembus yang dihuni oleh bermacam-macam binatang: babi liar, rusa, kerbau, dan pelbagai jenis burung. Banyak pula danau yang terdapat di sana yang dihuni oleh bermacam-macam ikan dan buaya.

Adapun mula adanya orang di sana, ialah dua orang beranak yang bermukim di pinggir danau itu bertani dan menangkap ikan. Tidak diketahui namanya dan tidak diketahui asalnya. Dikatakannya, bahwa mereka berasal dari sebelah gunung di dekat pantai. Orang-orang itu berbahasa Bugis.

Mereka capak bertani dan dipagarinya, rajin menggembala dan tidak diganggu oleh binatang tanamannya, tidak dimakan babi dan tidak dikosongkan oleh burung pipit. Diketahui pula oleh mereka waktu yang baik untuk menanam padi, jagung, talas, ubi, tebu, dan sayur-sayuran.

Oleh karena itulah mereka kenyang sejak mereka ada di situ. Banyaklah orang lain yang datang menambahnya. Telah ada lebih empat puluh orang laki-laki, sebab mereka mengatakan, bahwa orang itu pandai berbicara lagi pandai meramal. Setelah banyak orang yang berkumpul di situ, orang itu dinamakan Puangnge ri Lampulung dan digelarnya pula danau itu danau Lampulungeng.

Pada suatu waktu berkumpullah orang-orang di Lampulungeng dan berkata Puang ri Lampulungeng: “Aku ingin pergi mencari tempat lain yang dekat laut, sebab tempat kita sekarang telah sempit (untuk dijadikan) sumber penghidupan kita. Tidak ada lagi tanah yang bisa digarap, bila ada orang menggabung pada kita.” Sama mengia orang-orang di situ hendak mengikutinya.


Bagaimana kelanjutan kisahnya? Temukan jawabannya di "WAJO ABAD XV-XVI SUATU PENGGALIAN SEJARAH TERPENDAM SULAWESI SELATAN DARI LONTARA" buah tangan Prof. Mr. Dr. Andi Zainal Abidin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan komentar Anda setelah membaca isi blog ini.